BPP Kaliasin Kabupaten Tangerang Menjadi Model Kostratani
By Admin
nusakini.com - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang Aziz Gunawan buka sosialisasi dan koordinasi pembentukan BPP model Konstratani yang berlokasi di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Kaliasin berbasis ICT, mendukung program utama Kementan yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh Danramil 10 Balaraja, Kapolsek Balaraja, Kapolsek Kresek, Camat Balaraja, Camat Sukamulya, Camat Kresek, Camat Jayati, Lurah, Kepala Desa, Penyuluh, Ketua Gapoktan dan Duta Petani Milenial, rabu (22/07).
Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) sebuah gerakan pembaharuan di mana pembangunan pertanian dimulai dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di tingkat Kecamatan. "BPP kita modernisasi menjadi Kostratani. Sebagai pusat pengembangan (center of gravity). Jadi, kemampuan dan kapasitas penyuluh tidak ada alasan lagi untuk tidak berkembang," katanya Aziz Gunawan.
Oleh karena itu, penyuluh pertanian, menurut Aziz Gunawan akan 'dipersenjatai' dengan teknologi informasi dan komunikasi yang berbasis internet (Internet of things) dan artificial inteligent. Nantinya para penyuluh akan melakukan sambungan online telekonferensi dengan Mentan Syahrul.
Dengan Agriculture War Room (AWR) sebagai ruang pusat data dan sistem kontrol pembangunan pertanian nasional berbasis teknologi. AWR ini sudah dirancang secara multiguna, terutama dalam memantau kondisi pertanian di tingkat kecamatan dan desa. Dimana penyuluh Pertanian Lapangan, Petani, DPM, DPA dapat secara online ikut dalam program “Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (1 kali/minggu), Ngobrol Asik (1 kali/2 minggu), Bertani On-Cloud (2 kali/minggu) dan Millenial Agriculture Forum (1 kali/2 minggu)”.
Mardison Direktur Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia yang merupakan salah satu Unit Pelayanan Teknis dibawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian – Kementerian Pertanian diberikan tugas untuk melakukan pendampingan dalam tersedia data dan informasi petanian, terlaksananya Program Utama Kementerian Pertanian (Propaktani, Gedor Horti, Grasida, Sikomandan, Gratieks, PMS, KUR, Inovasi, Petani Milenial, dll) serta terkoneksi BPP dengan AWR.
Kostratani akan menjadikan BPP sebagai pusat pembangunan pertanian yang melibatkan seluruh pelaku pertanian yang ada di Kecamatan.
Sesuai dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Prof Dedi Nursyamsi mengatakan, untuk membangun BPP Model Kostratani, kesiapan sarana dan prasarana di BPP mulai dari jaringan listik, telepon dan internet menjadi suatu keharusan tersedia, karena penyampaian data dan informasi terhubung dengan Agriculture War Room (AWR).
Menurut Dedi, penyuluh dalam Kostratani harus mampu menjadi insan yang handal, tekun, dan profesional. Penyuluh milenial juga harus selalu meng-update teknologi informasi serta mengusai dan mampu mengoperasionalkan seluruh perangkat sistem yang dipersiapkan Kementerian Pertanian.
Pembinaan PPL, Duta Milenial tetap berjalan melalui berbagai kegiatan seperti on line sistem, Bertani On Cloud, ngobras, sapa petani dan lain-lain. Oleh karena itu, Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia mulai membina dua BPP sebagai model atau contoh untuk BPP lain.
“program Kementerian Pertanian melalui program Kostratani dengan tujuan salah satunya menyamakan persepsi antara pihak terkait. Hal ini dilakukan demi segera mewujudkan kedaulatan pangan dan terjalinnya sinergitas mulai dari pusat hingga daerah sesuai harapan Menteri Pertanian”, Ujar Mardison.
Diharapkan dengan terciptanya BPP Kaliasin menjadi model kostratani dapat menggerakan para penyuluh pertanian yang ada di tingkat kecamatan untuk lebih proaktif dalam mendampingi petani agar petani terus memiliki semangat dalam melaksanakan kegiatan mengolah lahan secara optimal dan maksimal peningkatan produksi, produktivitas dan kesejahteraan petani.
Diakhir sambutan Mardison mengajak Danramil, Kapolsek, Camat, Lurah, Kepala Desa, Penyuluh, Ketua Gapoktan dan Duta Petani Milenial untuk mewujudkan kedaulatan pangan. “Kementan tak bertindak sendiri tetapi harus melibatkan semua komponen anak bangsa melalui gubernur, bupati, sampai pada level kecamatan. Dengan demikian pembangunan pertanian bisa lebih maju sehingga semua program yang ada di Kementan akan mendorong peningkatan produktivitas”, Ujar Mardison. (drea)